Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Indonesia memperpanjang tahun kedua kerjasama dengan Coffey International Development PTY LTD untuk mempelajari dampak integrasi sawit-sapi terhadap kesuburan tanah dan produktivitas kelapa sawit. Kami selalu melakukan penelitian dan pengembangan dalam mencari inovasi dan temuan dengan kelayakan komersial langsung, Deputi Agroindustri dan Teknologi Bioteknologi (TAB) BPPT Soni Solistia Wirawan mengatakan selama menandatangani perjanjian kerjasama di BPPT, Jakarta, Kamis.
Perjanjian kerja sama antara BPPT dan Coffey International Development PTY LTD, kontraktor pengelola untuk Program Pembibitan Sapi Komersial Indonesia Australia, ditandatangani antara Deputi Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi (TAB) BPPT Soni Solistia Wirawan dan Kepala perwakilan Coffey International Development PTY LTD untuk Trudy Djanggeur Indonesia.
Dampak Ekonomi Dalam Integrasi Perkebunan Kelapa Sawit - Kerjasama ini akan dilaksanakan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah di atas tanah yang dimiliki oleh perusahaan. Wirawan menguraikan bahwa penelitian ini akan menjelaskan terutama tentang dampak ekonomi jika terjadi integrasi perkebunan kelapa sawit dengan pemeliharaan ternak. Saat ini, Indonesia terus mengimpor sapi dalam jumlah besar, dan studi ini diharapkan mengarahkan upaya untuk mengembangkan populasi dan memelihara sapi.
Kami terus mengimpor sejumlah besar sapi, dan kami berupaya memenuhi permintaan kami di dalam negeri, ia mengungkapkan. Tujuan Indonesia untuk meningkatkan populasi sapi harus didukung oleh upaya yang diarahkan pada peningkatan pakan dan perluasan lahan. Dengan integrasi ternak di perkebunan kelapa sawit, area ini dapat berfungsi sebagai lahan penggembalaan ternak dan memenuhi persyaratan untuk pakan ternak sambil mempertahankan produktivitas kelapa sawit.
Potensi industri perkebunan kelapa sawit, yang luasnya 14,03 juta hektar, sebagai sumber bahan pakan dan lahan penggembalaan, dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan populasi sapi nasional melalui integrasi program-program kelapa sawit. Salah satu bidang utama yang menjadi perhatian adalah dampak masuknya ternak ke area perkebunan pada kesuburan tanah dan produktivitas pohon kelapa sawit.
Perjanjian kerja sama tahun kedua ini mencakup penelitian tentang kesuburan tanah di perkebunan sebagai dampak dari integrasi ternak yang digembalakan di perkebunan kelapa sawit, studi tandan buah segar untuk periode waktu tertentu dan dilakukan di perkebunan dengan beragam jenis pohon kelapa sawit, studi ekonomi tentang peternakan sapi dalam sistem integrasi kelapa sawit.
$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$
Koordinator Pemuliaan Sapi Komersial Indonesia Australia Paul G. M. Boon Program menyatakan bahwa penelitian ini menjelaskan apakah integrasi sapi ke dalam perkebunan kelapa sawit layak secara ekonomi. Dia menyerukan perlunya melakukan penelitian yang valid dan obyektif untuk menghasilkan hasil atau kebijakan yang sehat. Melalui penelitian, kami dapat memperoleh data atau bukti yang benar-benar dapat menawarkan informasi yang tepat kepada mereka yang ingin pindah ke ladang minyak dan ternak, jelasnya.
Mitra industri juga dapat mengambil keputusan berdasarkan temuan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, pemerintah Indonesia telah menjalin kerja sama dengan Australia, di mana negosiasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA) diadakan dan menghasilkan hasil yang siap untuk diimplementasikan.
Salah satu isi kolaborasi adalah diskusi tentang daging dan ternak. Kepala Delegasi Indonesia untuk IA-CEPA Deddy Saleh mengatakan bahwa kolaborasi ini sedang berlangsung. Kegiatan pengembangan peternak telah dilakukan di Kalimantan Timur, Saleh mengatakan pada konferensi pers yang diadakan untuk membahas hasil putaran ketujuh Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Australia Indonesia (IA-CEPA) di Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Selasa (30 / 5).
Melalui kerjasama dengan pemerintah Australia di bidang peternakan, ia optimis menyaksikan peningkatan kapasitas di bidang pemulia atau pembibitan sapi yang diharapkan dapat mendorong pengembangan pembibitan di Indonesia. Kami tertarik untuk mengembangkan sektor peternakan Indonesia dan berupaya menuju swasembada ternak, ia menekankan.
Selain itu, Saleh mengatakan bahwa sehubungan dengan perjanjian tersebut, penilaian dilakukan untuk memanfaatkan potensi ternak Indonesia, prosedur disiapkan untuk menangani ternak dari pelabuhan ke tempat pemberian pakan, dan prosedur operasi standar diuraikan untuk mengembangkan industri pemotongan daging. Karena itu, ia memandang Australia mahir dalam menangani ternak.
Australia pandai menangani ternak. Di sana, ternak benar-benar berkembang, tambahnya. Saleh mengungkapkan bahwa kerja sama di bidang peternakan dibiayai melalui hibah senilai 60 juta AUD, atau sekitar Rp595 miliar, yang didanai oleh pemerintah Australia selama 10 tahun untuk mengembangkan sektor ternak dan daging di Indonesia.
0 comments
Posting Komentar