Benarkah Ekonomi Indonesia Stabil Seperti Klaim IMF?

Pembuat pupuk milik negara PT Petrokimia Gresik akan mengekspor 45 ton urea ke India pada minggu kedua Agustus, Presiden Direktur, Rahmad Pribadi, menyatakan di sini Kamis. Ekspor tersebut menandai pencapaian perusahaan dalam mempertahankan bisnis urea dan tetap kompetitif meskipun harga komoditas telah turun selama beberapa tahun terakhir di pasar dunia, kata Pribadi.

Di tengah kelebihan pasokan urea yang mengakibatkan rendahnya harga komoditas di pasar internasional, perusahaan masih dapat mengekspor urea di luar negeri, katanya, menambahkan bahwa perusahaan mengekspor tidak hanya ke India, tetapi juga ke Sri Lanka, Cina, dan Filipina . Menyusul ekspor ke India, angka ekspor perusahaan akan mencapai 202 ribu ton urea, 80,8 ribu ton pupuk NPS, dan 3,35 ribu ton pupuk ZK.

Benarkah Ekonomi Indonesia Stabil Seperti Klaim IMF? - Setelah pabrik Amoniak-Urea II perusahaan mulai beroperasi pada 2018, pembuat pupuk mampu menggandakan produksi urea dari 460 ribu ton menjadi satu juta ton per tahun. PT Petrokimia Gresik adalah anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia milik negara yang berfokus pada memproduksi pupuk anorganik seperti urea, ZA, SP-36, Phonska, DAP, NPK, ZK, Petroganik, KCL, Rock Phosphate, dan TSP.

IMF memuji pertumbuhan ekonomi yang stabil di Indonesia ditambah dengan stabilitas makroekonomi. Hasil penilaian ekonomi, sebagaimana tercantum dalam Laporan Konsultasi Pasal IV, telah dibahas sebelumnya pada Rapat Dewan Eksekutif IMF di Washington DC, Amerika Serikat, pada 3 Juli 2019, direktur eksekutif departemen komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko, mengatakan dalam sebuah pernyataan di sini, Kamis.

Bank Indonesia menyambut baik penilaian terbaru terhadap ekonomi nasional Indonesia yang dilakukan oleh Dana Moneter Internasional (IMF), yang disampaikan dalam Pasal IV Konsultasi 1 yang dirilis hari ini. IMF mengakui bahwa kebijakan yang dilembagakan oleh Bank Indonesia, Pemerintah dan otoritas terkait lainnya telah secara efektif mengurangi dampak headwinds eksternal sejak awal 2018, kata Widjanarko.

#################################################

Dewan Direktur IMF memuji fokus dari bauran kebijakan, yang berorientasi pada mendukung stabilitas sistem ekonomi makro dan keuangan, menjaga buffer dan mengatasi kerentanan.

Lebih lanjut, Dewan Direksi menyampaikan apresiasinya atas upaya yang berkelanjutan untuk meningkatkan infrastruktur, merampingkan peraturan, serta mereformasi layanan kesehatan dan pendidikan. Ke depan, IMF memperkirakan prospek ekonomi yang menjanjikan untuk Indonesia tetapi menekankan perlunya untuk tetap waspada terhadap risiko yang muncul, khususnya dari luar.

IMF juga menegaskan pentingnya melanjutkan reformasi struktural, terutama dalam hal penerapan strategi pendapatan jangka menengah dan panjang, serta pendalaman pasar keuangan, kata Widjanarko. Sikap positif IMF sejalan dengan hasil penilaian Bank Indonesia sendiri, yang menunjukkan bagaimana ketahanan ekonomi meningkat di Indonesia.

Dalam konteks itu, Gubernur Bank Indonesia menyatakan bahwa pencapaian ekonomi positif yang dibuat di Indonesia sepanjang 2018 dan paruh pertama 2019 terkait erat dengan sinergi kebijakan dan komitmen Bank Indonesia, Pemerintah dan otoritas terkait lainnya dalam hal membangun nasional. momentum pertumbuhan ekonomi, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Untuk itu, Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, kehati-hatian makro dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Sementara itu, Pemerintah saat ini sedang mereformasi struktur pajak di Indonesia dan meningkatkan kualitas belanja anggaran dengan fokus pada proyek infrastruktur, pendidikan dan perawatan kesehatan.

Selain itu, Pemerintah dan Bank Indonesia akan melanjutkan reformasi struktural untuk meningkatkan iklim investasi, meningkatkan infrastruktur dan memperdalam pasar keuangan, kata Widjanarko.

Duta Besar Indonesia untuk Vietnam Ibnu Hadi optimis bahwa target perdagangan Indonesia-Vietnam sebesar US $ 10 miliar, yang ditetapkan oleh pemerintah kedua negara, akan tercapai pada tahun 2020. Saya optimis bahwa total perdagangan bilateral antara Indonesia dan Vietnam akan tercapai. mencapai sekitar $ 9,6 hingga $ 9,8 miliar tahun ini. Jadi, target $ 10 miliar dapat dicapai pada tahun 2020, Duta Besar Hadi mengatakan pada konferensi media yang diadakan di sini, Kamis.

Pemerintah Indonesia dan Vietnam telah meyakinkan bahwa mereka akan melakukan yang terbaik untuk mencapai target $ 10 miliar.

Total perdagangan antara kedua negara telah meningkat secara signifikan dari 2016 hingga 2018, Duta Besar Hadi menyatakan. Perdagangan meningkat secara bertahap menjadi lebih dari 66 persen yang mencerminkan upaya kedua pemerintah.

0 comments


Posting Komentar

Benarkah Ekonomi Indonesia Stabil Seperti Klaim IMF?